Rabu, 04 Januari 2012

Cekungan JAWA


Pegunungan selatan jawa

Daerah pegunungan selatan jawa secara fisiografi termasuk dalam lajur pegunungan selatan selatan jawa ( van bemmelan,1949), sedangkan secara tektonik global diperkirakan pada cekungan antar busur sampai busur vulkanik.
Daerah pegunungan selatan yang membujur mulai dari yogyakarta kearah timur yogyakarta kearah timur wonosari, wonogiri, pacitan menerus ke daerah malang selatan, terus kedaerah blambangan.


Daerah istimewa yogyakarta  - jawa tengah

Stratigrafi pegunungan selatan daerah ini telah banyak diteliti oleh para ahli diantaranya : Bothe ( 1929), van Bammelan (1949), Suyoto dan Kuwat Santoso.
Satuan litostratigrafi daerah ini yang dijumpai dari tua ke muda  :
Formasi kebo, formasi butak, formasi semilir, formasi nglanggran,, formasi sambipitu, formasi oyo, formasi wonosari, formasi kepek, dan satuan batulempung hitam.

Formasi kebo

Batuan tersusun oleh konglomerat, batupasir tufaan, batulempung,breksi konglomerat, tufa batu apung, dan tufa pasiran pada bagian atas. Formasi ini dicirikan dengan perlapisan yang baik, dijumpai penipisan dan penebalan keatas, struktur sedimen yang berkembang adalah laminasi sejajar, laminasi konvolut.
Ketebalan formasi 8oo meter (suyoto, 1986), formasi ini diendapkan pada kipas bawah laut oleh arus turbidit. Formasi ini berumur n2-n3 (suyoto dan kuwat santoso,1986). Formasi ini dittutupi secara selaras oleh formasi butak




Formasi butak
Formasi ini tersusun oleh breksi andesit, batupasir tufaan, dan batulanau ( Bothe, 1929).  Ketebalan formasi ini mencapai 750 meter, yang diendapkan pada kipas bawah laut oleh arus turbidit. Umur formasi ini adalah n4 atau miosen awal bagian bawah. Formasi ini ditutupi secara selaras formasi semilir.

Formasi semilir
Formasi ini tersususn oleh tufa, serpih, brekswi dasitik, batupasir tufaan, tufa lapili ( bothe, 1929). Ciri dari formasi ini adalah perlapisan yang baik, sering dijmpai penipisan, atau penebalan perlapisan ke atas, struktur sedimen yang umum dijumpai adalah laminasi  sejaja, laminasi konvolut yang menunjukkan lingkungan pengendapan kipas bawah laut oleh arus turbidit , ketebalan formasi ini mencapai 1000 meter.  Umur formasi ini adalah miosen awal bagian bawah.  Formasi ini mempunyai hubungan menjari dengan formasi nglanggran.

Formasi nglanggran
Formasi ini tersusun oleh breksi vulkanik, batupasir vulkanik, dan breksi aliran dengan sisipan batupasir vulkanik dan batupasir kerikilan vulkanik ( suyoto dan kuwat santoso, 1986).
Perlapisan batuan pada formasi ini kurang baik pada tempat tertentu dijumpai perlapisan  bersusun normal maupun berbalik  yang menunjukkan pengendapan dengan sistem arus densitas  pada lingkungan laut.  Ketebalan formasi ini mencapai 1650 meter, dan tersingkap baik di gunung semilir dekat batur agung.  Umur formasi adalah n5-n9 atau berumur miosen awal sampai miosen tengah bagian bawah. Formasi ini ditutupi secara selaras di satu tempat atau ditempat lain mempunyai hubungan menjari dengan formasi sambipitu.





Formaswi sambipitu
Batuan penyusun formasi ini terdiri dari sepih dan batupasir ( bothe,1929) struktur sedimen yang umum dijumapai adalah paralel laminasi, perlapisan bersusun silang siur, laminasi konvolut, yang menunjukakan kipas bawah laut oleh arus turbidit , tebal formasi ini 265 meter.
Umur formasi sambipitu  n7-n9 atau miosen awal – miosen tengah bagian bawah. Formasi ini ditutupi secara selaras oleh formasi oyo.


Formasi oyo
Formasi ini tersusun oleh batugamping konglomeratan, batugamping, napal, tufa, batulempung. Struktursedimen yang dijumpai adalah perlapisan , laminasi sejajar, silang siur dengan skala besar, yang menunjukkan lingkungan pengendapan laut dangkal.
Formasi ini berumur n9-n10 atau berumur miosen tengah bagian bawah, dibeberapa tempat ditutupi secara selaras dan dibeberapa temp[at  yang lain mempunyai hubungan menjari dengan formasi wonosari.

Formasi wonosari
Formasi ini tersusunoleh batugamping kerangka, batugamping bioklastik, kalkarenit dengan ciri struktur terumbu ( bothe, 1929 ) diendapkan pada lingkungan laut dangkal. Tebal formasi ini 800 meter.  Umur formasi ini n10-n16 atau berumur miosen tengah – miosen akhir bagian bawah ( suyoto dan kuwat santoso, 1986).

Formasi kepek
Formasi ini batuannya tersusun oleh batu gamping kalkarenit dan napal ( suyoto dan kuwat santoso,1986) ketebalan mencapai 242 meter, diendapkan pada lingkungan laut dangkal, formasi ini berumur n17-n18 atau berumur miosen akhir.




Satuan batulempung hitam
Satuan ini tersusun oleh lempung hitam, konglomerat dan pasir ( suyoto,1986) tebalnya sekitar 10 meter satuan ini tersingkap di daerah semin. Ngawen dan selatan wonogiri .
Ummur formasi ini berdasarkan fauna vertebratanya diperkirakan plistosen tengah sampai sub holosen.





CEKUNGAN JAWA TIMUR

Ø  Lokasi 5-9  LS dan 110.30- 118.15 BT
Ø  Offshore dan Onshore ( maudura, sapudi, kangean, sepanjang dan sebagian kecil jawa timur
Ø  Utara  : menerus kecekungan klimantan
Ø  Barat  : tinggian karimun yang memisahkan dengan cekungan jawa barat
Ø  Selatan : vulkanik arc
Ø  Timur : menerus kelaut sebelah utara sumbawa.

Bentuk
Ø  Asimetri  : melandai kearah utara dan curam kearah vulkanik arc.
Ø  Kontrol sesar bongkah : tinggian dan rendahan
Ø  Antiklinorium : perbukitan – perbukitan memanjang barat – timur dan lembah – lembah searah dengan perbukitan
Ø  Mandala rembang dan mandala kendeng.


Batuan pratersier
Hasil pemboran,  batusabak, kuarsit, filit, sekis, serpentit, amphibol, garanit,dasit, andesit

Formasi ngimbang
Tidak selaras dengan batuan pratersier , umur oligosen awal,  bawah perulangan batupasir, serpih dan lanau dengan sisipan tipis batubara.
Atas   : batugamping dengan sisipan tipis serpih gampingan dan napal . Lingkungan pengendapan : laut dangkal.




Formasi kujung
Selaras diatas formasi ngimbang, umur oligosen akhir, napal dan batulempung dengan sisipan batugamping bioklastik, bagian atas batulempung dan lempung napalan dominan, dengan sisipan batugamping konkresi lempung besian, lingkungan pengendapan : laut terbuka ( 200- 500 meter )

Formasi prupuh
Terletak selaras diatas formasi kujung , umur: oligosen akhir – oligosen awal, perselingan batugamping kapuran dan batugamping  bioklastik, lingkungan pengendapan laut dangkal.

Formasi tuban
Selaras diatas formasi prupuh, umur miosen awal, batulempung dengan sisipan batugamping, bagian bawah dijumpai sisipan napal pasiran dan lanau, lingkungan pengendapan : laut dangkal ( 50 – 150 meter ) bagian bawah pada laut dengan kedalaman  ( 50 – 100 meter )

Formasi tawun
Selaras diatas formasi tuban, umur miosen awal – miosen tengah, litologi batulempung, batulempung pasiran dengan selingan batugamping pasirn. Sisipan tipis lignit, lingkungan pengendapan : paparan laut dangkal yang terlindung ( 0 – 50 meter )

Formasi ngrayong 
Secara umum terletqak selaras diatas formasi tawun, dibeberapa tempat beda fasies dengan formasi tawun, umur miosen tengah, litologi batupasir kuarsa bagian atas terdapat perulangan batulempung dan sisipan batugamping, tipis lignit.
Lingkungan pengendapan : litoral, lagoon, hingga sublitoral pinggir.




Formasi bulu
Selaras diatas formasi ngrayong, umur : miosen akhir, litologi  batugamping  pasiran, setempat – setempat  dij7mpai batugamping terumbu sisipan napal, lingkungan pengendapan laut terbuka ( 50 – 100 meter )

Formasi wonocolo 
Selaras diatas formasi bulu, umur miosen akhir, litologi napal pasirn, napal, napal lempungan kaya akan foraminefera kecil dengan perselingan kalkarenit, lingkungan pengendapan laut terbuka (100 – 500 )

Formasi mundu
Selaras diatas formasi ledok dan bed fasies dengan formasi paciran , umur : pliosen, napal masif kaya foraminifera plankton, lingkungan pengendapan bathyal tengah ( 700 – 1100 meter )

Formasi selorejo
Selaras diatas formasi ledok, beda fasies dengan formasi paciran, umur pliosen, perselingan batugamping pasiran dan batugamping napalan, lingkungan pengendapan laut ( 100 – 200 meter)

Undak solo
Umur   pleistosen   akhir,   litologi   konglomerat  dan  batupasir,  endapan teras.





BANTEN SELATAN
(jawa barat)


Fisiografi 
Daerah banten selatan terletak pada jalur pegunungan selatan jawa barat, lajur depresi dan lajur bogor dan termasuk didalam cekungan bogor dan segmen banten atau jalur magmatik kuarter ( soejono,1987)
Daerah ini umumnya mempunyai kubah, pematang dan beberapa tipe gunung api  strato atau kerucut gunung.


Tatanan stratigrafi 
Pada lembar leuwidamar, tersingkap satuan batuan yang berumur eosen sampai resen, terbagi atas, endapan permukaan, batuan sedimen batuan gununga api, beragam batuan terobosaan, dan batuan metamorf.

Formasi bayah
Satuan tertua yang tersingkap pada formasi bayah yang berumur eosen. Formasi bayah terdiri atas dua anggota, yaitu anggota konglomerat, terendapkan pada lingkungan pralik, bercirikan sedimen klastika kasar yang berasal dari rombakan batuan granit dan metamorf dalam formasi pratersier ciletuh, dengan sisipan batubara, anggota batulempung diendapkan pada lingkungan neritik yang dicirikan oleh batulempung – napal, dan anggota batugamping.

Formasi cicacurup
Formasi ini berumur eosen akhir, diendapkan pada lingkungan paralik sampai litoral, bercirikan sedimen klastika yang kaya feldspar, dengan sisipan batugamping dan tufa formasi ini berubah fasies (menjari) dengan formasi cikotok dan formasi bayah dan ditutupi secara tidak selaras dengan formasi cijengkol.


Formasi cijengkol
Dapat dibagi menjadi tiga anggota, yaitu : anggota batupasir, anggota batulempung, dan anggota batugamping. Anggota batupasir berumur oligosen awal diendapkan pada lingkungan paralik, dengan ciri sedimen klastika kasar dngan alas konglomerat, anggota batulempung berumur oligosen awal – oligosen akhi,  anggota batugamping berumur oligosen awal – oliogosen akhir.
Formasi cijengkol menutupi secara tidak selaras formasi bayah , diatasnya diendapkan secara selaras formasi citarate, dan menujari dengan formasi cikotok.

Formasi citarate
Terbagi atas anggota batugamping, dibagian bawah yang berumur miosen awal, dengan ciri batugamping terumbu dan mengandung kuarsa dan fedlpar,  terendapkan pada lingkungan laut dan anggota tufa pada bagian atas terendapkan pada lingkungan litoral – darat, dicirikan oleh batuan epiklastika tufaan, formasi citarate ditutupi secara tidak selaras oleh formasi cimapag, dan menjari dengan formasi cikotok.


Formasi cimapag
Berumur akhir miosen awal, merupakan sedimen gunung api  terdiri dari alas breksi atau konglomerat dengan komponen dari rombakan batuan yang lebih tua, lava, urat kuarsa dan batuan yang terubah, dan diendapkan pada lingkungan laut dangkal.
Formasi cimapag secara setempqt tertindih tidak selaras oleh formasi sareweh atau satuan yang lebih muda lainnya. Dan menindih tak selaras  satuan batuan yang lebih tua

Formasi sareweh
Berumur awal miosen tengah, terbagi atas dua anggota yaitu : anggota gamping terumbu dibagian atas yang dicirikan oleh batugamping terumbu , terendapkan pada lingkungan laut, dan anggota batulempung dibagian atas yang dicirikan oleh batuan klastika halus, formasi sareweh tertindih secara selaras oleh formasi badui dan tidak selaras dengan batuan yang lebih mmuda lainnya.


Formasi badui
Formasi badui berumur akhir miosen tengah dicirikan oleh sedimen klastika kasar, terendapkan pada lingkungan laut darat formasi ini mempunyai anggota batu gamping yang bercirikan batugamping perselingan antara batulempung dan napal, formasi badui diduga tertindih selaras dengan formasi bojong manik dan tidak selaras oleh batuan yang lebih muda.

Formasi bojongmanik
Berumur miosen tengah – miosen akhir, terendapkan pada lingkungan laut darat formasi ini terbagi atas tiga anggota, yaitu anggota batulempung , batugamping, batupasir. Formasi bojongmanik berubah fasies dengan tufa cikasungka, tertindih tidak selaras oleh formasi genteng dan diterobos oleh andesit.

Formasi genteng
Formasi ini berumur pliosen awal bercirikan sedimen epiklastika tufaan dengan limpahan kayu dan diendapkan pada lingkungan darat. Formasi genteng dapat dikorelasikan dengan formasi cimanceuri, menjari dengan tufa malingping dan tertindih tidak selaras oleh formasi cipacar.

Formasi cimanceuri
Formasi ini berumur pliosen awal bercirikan  sedimen klastika dengan limpahan fosil molusca, dan terendapkan pad lingkungan laut dangkal – litoral. Hubungan formasi ini dengan satuan batuan diatasnya tidak jelas mungkin selaras dibawah tufa citorek.






Formasi cipacar
Berumur pliosen akhir, bercirikan sedimen klastika yang kaya akan fosil molusca dan bersisipan dengan sedimen laut dan terendapkan pada lingkungan laut dangkal – darat. Formasi cipacar tertindih selaras oleh formasi bijong atau tidak selaras dengan satuan batuan yang lebih muda dan menindih tidak selaras tufa malingping atau formasi genteng.



Batuan gunung api endut berumur plistosen berupa endapan gumnung api bersusun andesit dan basalt batuan gunung api ini menindih tidak selaras satuan batuan yang lebih tua.
Breksi tapos berumur plistosen berupa breksi gunung api bersusunan andesit basalt dan anglomerat. Breksi ini menjri dengan lava halimun dan menutupi secara tidak selaras satuan batuan yang berumur lebih tua.
Lava halimun berumur plistosen,bercirikan lava bersusunan basalt dan andesit.
Batuan gunung  api kuarter berupa breksi gunung api yang kurang kompak,tufa, lava, dan anglomerat, dan menindih tidak selaras satuan batuan yang berumur lebih tua.
Batuan metamorf, umur diduga oligosen – miosen terdiri dari sekis, genis dan amfibol
Batuan terobosan berupa  granodiorit cihara, diorit, kuarsa, dasit, andesait dan basal.
Granodiorit cihara berumur oligosen – miosen, bercirikan batuan granodiorit  yang menerobos batuan berumur  eosen hingga miosen awal, terutama formasi cikotok dan formasi bayah.
Diorit kuarsa, berumur miosen tengan hingga miosen akhir, bersusunan diorit kuarsa, intrusi terbentuk lakolit digunung malang dan ditempat lain berupa korok.
Dasit  berumur  miosen  akhir,  bersusunan  andesitik  , berbentuk  retas  atau   korok
Basalt berumur kuarter, bersusunan basaltik berbentuk retas dn retas lempeng, atau seperti lelehan lava.

Endapan termudah, terbagi atas alluvium dan endapan pantai.,  Alluvium terdiri dari endapan sungai dan endapan teras, endapan pantai setempat berupa dataran pantai, gosong sungai dan batugamping terumbu..


Struktur dan tektonik
Didaerah ini pengaruh kegiatan tektonik dapat dibagidalam tiga daerah kejadian yaitu : bagian utara, bagian tengah dan bagian selatan.
Evolusi kegiatan tektonik dan struktur diperkirakan mulai dari oligosen  - miosen hingga plistoasen tengah.





EVOLUSI TEKTONIK DAERAH BANTEN SELATAN

Zaman
Tektonika
PLISTOSEN
TENGAH

SAMPAI DENGAN

PLIOSEN AKHIR
BAGIAN UTARA
  1. Pengangkatan
  2. Perlipatan dengan arah timur laut barat daya pada formasi genteng fm bojong manik, fm badui, fm sareweh.
  3. Sesar turun dan sesar geser dengan arah utara –selatan, barat laut – tenggara.

BAGIAN TENGAH
  1. Pengangkatan
  2. Perlipataqn dengan arah timur – barat pada fm badui dan fm sareweh
  3. Sesar geser sesar turun dan sesar diagonal dengan arah vutara selatan atau timur laut barat daya

BAGIAN SELATAN
  1. Sesaqr bongkah dengan arah timur barat
  2. Pengkubahan lanjut pada kompleks bayah `
MIOSEN
AKHIR
BAGIAN UTARA
  1. Perlipatan lemah pada fm badui
  2. Terobosan diorit kuarsa dasit dan sndesit

BAGIAN TENGAH
  1. Perlipatan pada fm sereweh dan formasi cimapag
  2. Sesar gezer dan sesar turun dengan arah timur barat dan timur laut barat daya
  3. Terobosan dasit, diorit, kuarsa dan andesit




BAGIAN SELATAN
  1. Perlipatan kuat deengan arah timur – barat pada formasi cimapag
  2. Sesar geser, sesar turun dan sesar naik dengan arah barat laut – tenggara.
MIOSEN
TENGAH

BAGIAN TENGAH DAN SELATAN
  1. Perlipatan dengan arah timur barat pada form cimapag, dan form cikotok
  2. Sesar turun dan sesar geser dewngan arah timur laut – barat6 daya
  3. Pengkubahan pada bagian tengah
  4. Terobosan dasit diorit dan kuarsa
  5. Terjadi urat – urat kuarsa pada mineralisasi sulfida
OLIGOSEN – MIOSEN
BAGIAN SELATAN
  1. Perlipatan berarah timur laut barat daya dan perlipatan busur berarah timur –barat pada unit batuan tua
  2. Sesar naik sesar geser dan sesar turun dengan arah timur barat dan timur laut barat daya
  3. Pengkubahan dibagian bayah dan teroobosan granodiorit
  4. Terjadi geosinklin di bagiantengah lembar