Pegunungan selatan jawa
Daerah pegunungan selatan jawa secara fisiografi termasuk dalam lajur
pegunungan selatan selatan jawa ( van bemmelan,1949), sedangkan secara tektonik
global diperkirakan pada cekungan antar busur sampai busur vulkanik.
Daerah pegunungan
selatan yang membujur mulai dari yogyakarta kearah timur yogyakarta kearah
timur wonosari, wonogiri, pacitan menerus ke daerah malang selatan, terus
kedaerah blambangan.
Daerah istimewa yogyakarta - jawa tengah
Stratigrafi pegunungan selatan daerah ini telah banyak diteliti oleh para
ahli diantaranya : Bothe ( 1929), van Bammelan (1949), Suyoto dan Kuwat Santoso.
Satuan
litostratigrafi daerah ini yang dijumpai dari tua ke muda :
Formasi kebo,
formasi butak, formasi semilir, formasi nglanggran,, formasi sambipitu, formasi
oyo, formasi wonosari, formasi kepek, dan satuan batulempung hitam.
Formasi kebo
Batuan tersusun oleh konglomerat, batupasir tufaan, batulempung,breksi
konglomerat, tufa batu apung, dan tufa pasiran pada bagian atas. Formasi ini
dicirikan dengan perlapisan yang baik, dijumpai penipisan dan penebalan keatas,
struktur sedimen yang berkembang adalah laminasi sejajar, laminasi konvolut.
Ketebalan formasi 8oo meter (suyoto, 1986), formasi ini diendapkan pada
kipas bawah laut oleh arus turbidit. Formasi ini berumur n2-n3 (suyoto dan
kuwat santoso,1986). Formasi ini dittutupi secara selaras oleh formasi butak
Formasi butak
Formasi ini tersusun oleh breksi andesit, batupasir tufaan, dan batulanau (
Bothe, 1929). Ketebalan formasi ini
mencapai 750 meter, yang diendapkan pada kipas bawah laut oleh arus turbidit.
Umur formasi ini adalah n4 atau miosen awal bagian bawah. Formasi ini ditutupi
secara selaras formasi semilir.
Formasi semilir
Formasi ini tersususn oleh tufa, serpih, brekswi dasitik, batupasir tufaan,
tufa lapili ( bothe, 1929). Ciri dari formasi ini adalah perlapisan yang baik,
sering dijmpai penipisan, atau penebalan perlapisan ke atas, struktur sedimen
yang umum dijumpai adalah laminasi
sejaja, laminasi konvolut yang menunjukkan lingkungan pengendapan kipas
bawah laut oleh arus turbidit , ketebalan formasi ini mencapai 1000 meter. Umur formasi ini adalah miosen awal bagian
bawah. Formasi ini mempunyai hubungan
menjari dengan formasi nglanggran.
Formasi nglanggran
Formasi ini tersusun oleh breksi vulkanik, batupasir vulkanik, dan breksi
aliran dengan sisipan batupasir vulkanik dan batupasir kerikilan vulkanik (
suyoto dan kuwat santoso, 1986).
Perlapisan batuan pada formasi ini kurang baik pada tempat tertentu dijumpai
perlapisan bersusun normal maupun
berbalik yang menunjukkan pengendapan
dengan sistem arus densitas pada
lingkungan laut. Ketebalan formasi ini
mencapai 1650 meter, dan tersingkap baik di gunung semilir dekat batur
agung. Umur formasi adalah n5-n9 atau
berumur miosen awal sampai miosen tengah bagian bawah. Formasi ini ditutupi
secara selaras di satu tempat atau ditempat lain mempunyai hubungan menjari
dengan formasi sambipitu.
Formaswi sambipitu
Batuan penyusun formasi ini terdiri dari sepih dan batupasir ( bothe,1929)
struktur sedimen yang umum dijumapai adalah paralel laminasi, perlapisan
bersusun silang siur, laminasi konvolut, yang menunjukakan kipas bawah laut
oleh arus turbidit , tebal formasi ini 265 meter.
Umur formasi sambipitu n7-n9 atau
miosen awal – miosen tengah bagian bawah. Formasi ini ditutupi secara selaras
oleh formasi oyo.
Formasi oyo
Formasi ini tersusun oleh batugamping konglomeratan, batugamping, napal,
tufa, batulempung. Struktursedimen yang dijumpai adalah perlapisan , laminasi
sejajar, silang siur dengan skala besar, yang menunjukkan lingkungan
pengendapan laut dangkal.
Formasi ini berumur n9-n10 atau berumur miosen tengah bagian bawah,
dibeberapa tempat ditutupi secara selaras dan dibeberapa temp[at yang lain mempunyai hubungan menjari dengan
formasi wonosari.
Formasi wonosari
Formasi ini tersusunoleh batugamping kerangka, batugamping bioklastik,
kalkarenit dengan ciri struktur terumbu ( bothe, 1929 ) diendapkan pada
lingkungan laut dangkal. Tebal formasi ini 800 meter. Umur formasi ini n10-n16 atau berumur miosen
tengah – miosen akhir bagian bawah ( suyoto dan kuwat santoso, 1986).
Formasi kepek
Formasi ini batuannya tersusun oleh batu gamping kalkarenit dan napal (
suyoto dan kuwat santoso,1986) ketebalan mencapai 242 meter, diendapkan pada
lingkungan laut dangkal, formasi ini berumur n17-n18 atau berumur miosen akhir.
Satuan batulempung hitam
Satuan ini tersusun oleh lempung hitam, konglomerat dan pasir (
suyoto,1986) tebalnya sekitar 10 meter satuan ini tersingkap di daerah semin.
Ngawen dan selatan wonogiri .
Ummur formasi ini berdasarkan fauna vertebratanya diperkirakan plistosen
tengah sampai sub holosen.
CEKUNGAN JAWA TIMUR
Ø
Lokasi
5-9 LS dan 110.30- 118.15 BT
Ø
Offshore
dan Onshore ( maudura, sapudi, kangean, sepanjang dan sebagian kecil jawa timur
Ø
Utara : menerus kecekungan klimantan
Ø
Barat : tinggian karimun yang memisahkan dengan
cekungan jawa barat
Ø
Selatan
: vulkanik arc
Ø
Timur
: menerus kelaut sebelah utara sumbawa.
Bentuk
Ø
Asimetri : melandai kearah utara dan curam kearah
vulkanik arc.
Ø
Kontrol
sesar bongkah : tinggian dan rendahan
Ø
Antiklinorium
: perbukitan – perbukitan memanjang barat – timur dan lembah – lembah searah
dengan perbukitan
Ø
Mandala
rembang dan mandala kendeng.
Batuan pratersier
Hasil pemboran, batusabak, kuarsit,
filit, sekis, serpentit, amphibol, garanit,dasit, andesit
Formasi ngimbang
Tidak selaras dengan batuan pratersier , umur oligosen awal, bawah perulangan batupasir, serpih dan lanau
dengan sisipan tipis batubara.
Atas : batugamping dengan sisipan tipis serpih
gampingan dan napal . Lingkungan pengendapan : laut dangkal.
Formasi kujung
Selaras diatas formasi ngimbang, umur oligosen akhir, napal dan batulempung
dengan sisipan batugamping bioklastik, bagian atas batulempung dan lempung
napalan dominan, dengan sisipan batugamping konkresi lempung besian, lingkungan
pengendapan : laut terbuka ( 200- 500 meter )
Formasi prupuh
Terletak selaras diatas formasi kujung , umur: oligosen akhir – oligosen
awal, perselingan batugamping kapuran dan batugamping bioklastik, lingkungan pengendapan laut
dangkal.
Formasi tuban
Selaras diatas formasi prupuh, umur miosen awal, batulempung dengan sisipan
batugamping, bagian bawah dijumpai sisipan napal pasiran dan lanau, lingkungan
pengendapan : laut dangkal ( 50 – 150 meter ) bagian bawah pada laut dengan
kedalaman ( 50 – 100 meter )
Formasi tawun
Selaras diatas formasi tuban, umur miosen awal – miosen tengah, litologi
batulempung, batulempung pasiran dengan selingan batugamping pasirn. Sisipan
tipis lignit, lingkungan pengendapan : paparan laut dangkal yang terlindung ( 0
– 50 meter )
Formasi ngrayong
Secara umum terletqak selaras diatas formasi tawun, dibeberapa tempat beda
fasies dengan formasi tawun, umur miosen tengah, litologi batupasir kuarsa
bagian atas terdapat perulangan batulempung dan sisipan batugamping, tipis lignit.
Lingkungan
pengendapan : litoral, lagoon, hingga sublitoral pinggir.
Formasi bulu
Selaras diatas formasi ngrayong, umur : miosen akhir, litologi batugamping
pasiran, setempat – setempat
dij7mpai batugamping terumbu sisipan napal, lingkungan pengendapan laut
terbuka ( 50 – 100 meter )
Formasi wonocolo
Selaras diatas formasi bulu, umur miosen akhir, litologi napal pasirn,
napal, napal lempungan kaya akan foraminefera kecil dengan perselingan
kalkarenit, lingkungan pengendapan laut terbuka (100 – 500 )
Formasi mundu
Selaras diatas formasi ledok dan bed fasies dengan formasi paciran , umur :
pliosen, napal masif kaya foraminifera plankton, lingkungan pengendapan bathyal
tengah ( 700 – 1100 meter )
Formasi selorejo
Selaras diatas formasi ledok, beda fasies dengan formasi paciran, umur
pliosen, perselingan batugamping pasiran dan batugamping napalan, lingkungan
pengendapan laut ( 100 – 200 meter)
Undak solo
Umur pleistosen akhir,
litologi konglomerat dan batupasir,
endapan teras.
BANTEN SELATAN
(jawa barat)
Fisiografi
Daerah banten selatan terletak pada jalur pegunungan selatan jawa barat,
lajur depresi dan lajur bogor dan termasuk didalam cekungan bogor dan segmen
banten atau jalur magmatik kuarter ( soejono,1987)
Daerah ini umumnya mempunyai kubah, pematang dan beberapa tipe gunung
api strato atau kerucut gunung.
Tatanan stratigrafi
Pada lembar leuwidamar, tersingkap satuan batuan yang berumur eosen sampai
resen, terbagi atas, endapan permukaan, batuan sedimen batuan gununga api,
beragam batuan terobosaan, dan batuan metamorf.
Formasi bayah
Satuan tertua yang tersingkap pada formasi bayah yang berumur eosen.
Formasi bayah terdiri atas dua anggota, yaitu anggota konglomerat, terendapkan
pada lingkungan pralik, bercirikan sedimen klastika kasar yang berasal dari
rombakan batuan granit dan metamorf dalam formasi pratersier ciletuh, dengan
sisipan batubara, anggota batulempung diendapkan pada lingkungan neritik yang
dicirikan oleh batulempung – napal, dan anggota batugamping.
Formasi cicacurup
Formasi ini berumur eosen akhir, diendapkan pada lingkungan paralik sampai
litoral, bercirikan sedimen klastika yang kaya feldspar, dengan sisipan
batugamping dan tufa formasi ini berubah fasies (menjari) dengan formasi
cikotok dan formasi bayah dan ditutupi secara tidak selaras dengan formasi
cijengkol.
Formasi cijengkol
Dapat dibagi menjadi tiga anggota, yaitu : anggota batupasir, anggota
batulempung, dan anggota batugamping. Anggota batupasir berumur oligosen awal
diendapkan pada lingkungan paralik, dengan ciri sedimen klastika kasar dngan
alas konglomerat, anggota batulempung berumur oligosen awal – oligosen
akhi, anggota batugamping berumur
oligosen awal – oliogosen akhir.
Formasi cijengkol menutupi secara tidak selaras formasi bayah , diatasnya
diendapkan secara selaras formasi citarate, dan menujari dengan formasi
cikotok.
Formasi citarate
Terbagi atas anggota batugamping, dibagian bawah yang berumur miosen awal,
dengan ciri batugamping terumbu dan mengandung kuarsa dan fedlpar, terendapkan pada lingkungan laut dan anggota
tufa pada bagian atas terendapkan pada lingkungan litoral – darat, dicirikan
oleh batuan epiklastika tufaan, formasi citarate ditutupi secara tidak selaras
oleh formasi cimapag, dan menjari dengan formasi cikotok.
Formasi cimapag
Berumur akhir miosen awal, merupakan sedimen gunung api terdiri dari alas breksi atau konglomerat
dengan komponen dari rombakan batuan yang lebih tua, lava, urat kuarsa dan
batuan yang terubah, dan diendapkan pada lingkungan laut dangkal.
Formasi cimapag
secara setempqt tertindih tidak selaras oleh formasi sareweh atau satuan yang
lebih muda lainnya. Dan menindih tak selaras
satuan batuan yang lebih tua
Formasi sareweh
Berumur awal miosen tengah, terbagi atas dua anggota yaitu : anggota
gamping terumbu dibagian atas yang dicirikan oleh batugamping terumbu ,
terendapkan pada lingkungan laut, dan anggota batulempung dibagian atas yang
dicirikan oleh batuan klastika halus, formasi sareweh tertindih secara selaras
oleh formasi badui dan tidak selaras dengan batuan yang lebih mmuda lainnya.
Formasi badui
Formasi badui berumur akhir miosen tengah dicirikan oleh sedimen klastika
kasar, terendapkan pada lingkungan laut darat formasi ini mempunyai anggota batu
gamping yang bercirikan batugamping perselingan antara batulempung dan napal,
formasi badui diduga tertindih selaras dengan formasi bojong manik dan tidak
selaras oleh batuan yang lebih muda.
Formasi bojongmanik
Berumur miosen tengah – miosen akhir, terendapkan pada lingkungan laut
darat formasi ini terbagi atas tiga anggota, yaitu anggota batulempung ,
batugamping, batupasir. Formasi bojongmanik berubah fasies dengan tufa
cikasungka, tertindih tidak selaras oleh formasi genteng dan diterobos oleh andesit.
Formasi genteng
Formasi ini berumur pliosen awal bercirikan sedimen epiklastika tufaan
dengan limpahan kayu dan diendapkan pada lingkungan darat. Formasi genteng
dapat dikorelasikan dengan formasi cimanceuri, menjari dengan tufa malingping
dan tertindih tidak selaras oleh formasi cipacar.
Formasi cimanceuri
Formasi ini berumur pliosen awal bercirikan sedimen klastika dengan limpahan fosil
molusca, dan terendapkan pad lingkungan laut dangkal – litoral. Hubungan
formasi ini dengan satuan batuan diatasnya tidak jelas mungkin selaras dibawah
tufa citorek.
Formasi cipacar
Berumur pliosen akhir, bercirikan sedimen klastika yang kaya akan fosil
molusca dan bersisipan dengan sedimen laut dan terendapkan pada lingkungan laut
dangkal – darat. Formasi cipacar tertindih selaras oleh formasi bijong atau
tidak selaras dengan satuan batuan yang lebih muda dan menindih tidak selaras
tufa malingping atau formasi genteng.
Batuan gunung api endut berumur plistosen berupa endapan gumnung api
bersusun andesit dan basalt batuan gunung api ini menindih tidak selaras satuan
batuan yang lebih tua.
Breksi tapos berumur plistosen berupa breksi gunung api bersusunan andesit
basalt dan anglomerat. Breksi ini menjri dengan lava halimun dan menutupi
secara tidak selaras satuan batuan yang berumur lebih tua.
Lava halimun berumur plistosen,bercirikan lava bersusunan basalt dan
andesit.
Batuan gunung api kuarter berupa breksi gunung api yang
kurang kompak,tufa, lava, dan anglomerat, dan menindih tidak selaras satuan
batuan yang berumur lebih tua.
Batuan metamorf, umur diduga oligosen – miosen terdiri dari sekis, genis
dan amfibol
Batuan terobosan berupa granodiorit
cihara, diorit, kuarsa, dasit, andesait dan basal.
Granodiorit cihara
berumur oligosen – miosen, bercirikan batuan granodiorit yang menerobos batuan berumur eosen hingga miosen awal, terutama formasi
cikotok dan formasi bayah.
Diorit kuarsa, berumur miosen tengan hingga miosen akhir, bersusunan diorit
kuarsa, intrusi terbentuk lakolit digunung malang dan ditempat lain berupa
korok.
Dasit berumur miosen akhir,
bersusunan andesitik , berbentuk retas atau
korok
Basalt berumur kuarter, bersusunan basaltik berbentuk retas dn retas
lempeng, atau seperti lelehan lava.
Endapan termudah, terbagi atas alluvium dan endapan pantai., Alluvium terdiri dari endapan sungai dan
endapan teras, endapan pantai setempat berupa dataran pantai, gosong sungai dan
batugamping terumbu..
Struktur dan tektonik
Didaerah ini pengaruh kegiatan tektonik dapat dibagidalam tiga daerah
kejadian yaitu : bagian utara, bagian tengah dan bagian selatan.
Evolusi kegiatan tektonik dan struktur diperkirakan mulai dari
oligosen - miosen hingga plistoasen
tengah.
EVOLUSI TEKTONIK DAERAH BANTEN SELATAN
Zaman
|
Tektonika
|
PLISTOSEN
TENGAH
SAMPAI DENGAN
PLIOSEN AKHIR
|
BAGIAN UTARA
BAGIAN TENGAH
BAGIAN SELATAN
|
MIOSEN
AKHIR
|
BAGIAN UTARA
BAGIAN TENGAH
BAGIAN SELATAN
|
MIOSEN
TENGAH
|
BAGIAN TENGAH DAN SELATAN
|
OLIGOSEN – MIOSEN
|
BAGIAN SELATAN
|